Pengalaman Islamophobia di Rusia

Assalamu’alaikum.. Sebagai seorang muslim, hidup di negara minoritas memang penuh dengan tantangan. Pernah ga sih kalian mendengar atau membaca pengalaman warga muslim di negara lain yang mendapat diskriminasi atau perlakuan buruk dari warga lokal? Sebenarnya saya tidak mengharapkan perlakuan seperti itu terjadi kepada saya.

Tepat seminggu sebelum kepulangan saya ke tanah air, hari senin tanggal 1 Agustus 2016. Saya mendapat kenang-kenangan yang tak akan saya lupakan. Kali ini saya akan bercerita mengenai pengalaman yang saya alami sendiri baru-baru ini.

Sebenarnya saya agak sedikit malas untuk jalan keluar karna cuaca yang cukup panas, dan saya disibukkan untuk packing persiapan pulang saya ke Indonesia. Hari itu saya berencana untuk mengambil dokumen atau ijazah Eropa saya di dekanat mahasiswa asing. Perjalanan dari asrama saya ke sana memakan waktu 30-50 menit naik angkutan umum.

Saya naik marshutka atau angkot dari halte dekat asrama. Kebetulan satu mahasiswa Vietnam dan seorang ibu berusia sekitar 30 tahun an juga naik angkot yang sama.

Saya naik marshutka nomor 75, dan langsung membayar ongkos (di Rusia biasanya membayar ongkos ketika baru masuk angkot). Di dalam angkot sudah ada 2 orang babushka (nenek) dan ada seorang muzhchina (bapak) kelihatannya berusia 50 tahun an, rambutnya putih semua, dan berpakaian cukup necis atau rapi, sama sekali tidak terlihat seperti orang mabuk.

Baru saja saya duduk. Beliau langsung bertanya kepada saya dengan lantang,

Muzhchina (Bapak): Ngapain pake pakaian seperti itu?

Dengan tersenyum saya menjawab: Ini tradisi kami :)

M (B) : Emang ga panas??

Masih dengan tersenyum: Tidak, di negara saya justru lebih panas.

Sebenernya di musim panas, saya sudah terbiasa mendapat pertanyaan2 seperti ini. Kalau di musim dingin, orang Rusia juga berpakaian tertutup sehingga saya luput dari perhatian mereka. Pikir saya, mungkin bapak itu hanya ingin tau. Tapi beliau terus saja bertanya dengan lantang.

M (B) : Lepas! Lepas aja ngapain pake pakaian kaya gitu?!

Saya tidak ingin memperpanjang masalah, sehingga saya tidak menjawab lagi pertanyaan2 bapak itu, lagipula karna kemampuan bahasa rusia saya yang terbatas. Jujur saya tidak terlalu paham apa yang dikatakan beliau.

Bapak itu terus mengoceh dengan keras.

Babushka yang duduk di sebelah saya sampai ikut berkomentar:  Sudah diam! Jangan ganggu anak kecil!

Bahkan ibu (zhenshina) yang naik bareng saya, duduk disebelah sopir sampai menghadap kebelakang berusaha menolong saya menjawab omongan2 bapak itu.

Ibu itu bilang kepada saya: Sudah tidak usah didengerin, anggep aja dia ga ada.

Zhenshina (Ibu): Anda kesepian ya di rumah sampe ngoceh2 terus kaya gitu?!

Bapak itu menjawab tapi saya tidak paham artinya.

Z (I) : Terus anda maunya apa??

M (B) : Saya mau dia lepas pakaian itu!!

Dalam hati saya, meskipun ancaman verbal seperti ini ataupun fisik sekalipun saya berjanji tetap tidak akan melepas jilbab saya.

Z (I) : Dia tidak ganggu kamu, ngapain anda ganggu dia?! Anda mau ga diperlakuan seperti itu kalau ke negaranya ?!

M (B) : Dia kan di Rusia, ya pake dong pakaian kaya orang Rusia!

Z (I) : Dia menghormati tradisinya, semua orang ga bisa dipaksa harus pake rok pendek kaya wanita rusia. Dia juga menghormati anda makanya tidak menjawab. Hormati dong apa yang orang lain pakai.

M (B) : Ngapain anda menjawab saya ?!! Saya itu lagi ngomong sama dia!

Z (I) : Dia disana duduk baik2, anda yang menggangu dia. Saya melindungi dia! Anda ga malu ya ada babushka disana. Anda tidak menghormati orang tua di depan anda. Ngomong keras2 terus!

M (B) : Saya ga suka dia! Saya ga mau dia ada disini!

Z (I) : Yaudah kalo ga suka, tulis aja zayavlenie (surat/ laporan, semacam petisi)!

M (B) : Saya akan tulis!

Z (I) : Suami saya bekerja di pemerintahan, saya juga akan tulis zayavlenie untuk anda!

M (B) : Kalo di tasnya dia ada senjata gimana ?? Dia mengancam kita semua!

Z (I) : Heh pak! Dia itu kesini untuk belajar, untuk mencari ilmu dari Rusia. Baca dong berita, nonton televisi, di Rusia yang pernah ngebom itu orang rusia. Bukan muslim!

M (B) : Tidak! Muslim itu teroris! Saya tidak mau dia ada disini dan mengancam kita!

Z (I) : Anda yang mengancam dia!

Perdebatan selama kurang lebih 10 menit itu tidak dapat dihindari. Kemudian 2 babushka turun, tapi bapak itu masih terus mengoceh. Dan bapak itu pindah kedepan satu kursi samping saya tempat babushka tadi duduk. Saya sempat panik, takut beliau mengancam saya dengan fisik. Untungnya tidak terjadi.

Sampai seorang zhenshina yang baru masuk pun ikut berkomentar membela saya.

Sopir marshutka juga tidak tinggal diam.

Sopir : Sudah diam !! Bisa diam ga pak ?!!

M (B) : Saya mau dia lepas pakaian itu!

Sopir : Anda kalau tidak bisa diam, turun aja disini ! (Sambil menyodorkan uang ongkos) Nih ambil 15 rubel ! turun darisini ga usah bayar !

Tapi bapak itu tidak peduli dan terus saja mengoceh.

Sepanjang perjalanan selama 30 menit beliau terus saja mengoceh seakan membuang energinya untuk mengomentari saya. Sang ibu pun juga terus menjawab bapak itu.

Saya sebenarnya tidak ingin ada perdebatan seperti itu terjadi. Sebagai pendatang saya juga menghormati beliau. Saya sendiri tidak dapat berbuat apa-apa.

Ketika akan turun, tidak lupa saya mengucapkan banyak terima kasih kepada ibu.

Ibu itu menjawab, “Sama-sama, jangan khawatir kita semua akan melindungimu”.

Saya tidak tau, ketika saya sudah turun apakah perdebatan itu masih terus berlanjut atau tidak.

Ketika sampai di dekanat ternyata ijazah saya ada kesalahan penulisan nama, sehingga saat itu saya pulang dengan tangan hampa. Ya, mungkin hari itu Allah hanya ingin menguji kesabaran saya.

Yang pasti darisini saya banyak belajar.

Kita tidak dapat memaksakan orang lain untuk memakai pakaian seperti yang kita inginkan.

Hormatilah orang lain jika orang lain ingin menghormati anda.

Jangan lihat satu orang yang membencimu, tapi lihatlah betapa banyak orang yang menyayangimu.



Kurang lebih denah angkot di Rusia seperti ini, B itu sopir, kursi 2 itu zhenshina, saya duduk di kursi 5, kursi 6 dan 7 ada babushka, kursi 10 muzhchina, lalu bapak itu pindah ke kursi 7, kursi 11 mahasiswa vietnam.


Berikut tips untuk menghindari atau mengatasi jika ada oknum islamophobia mengancam kalian:

  1. Usahakan hindari memakai jilbab berwarna hitam. Karna menurut mereka jilbab hitam identik dengan teroris atau pembunuh. Karna belum lama ada kasus di Moskow, wanita membunuh anak kecil, memakai pakaian serba hitam menenteng kepala korban di metro. 
  2. Usahakan membawa paspor atau kartu pelajar kemanapun kalian pergi. Sebagai identitas diri di negara lain.
  3. Jangan memberikan paspor kepada oknum yang mengaku2 sebagai polisi, dengan tidak memakai seragam polisi lengkap. Karna bisa aja dia hanya ingin memeras kamu.
  4. Jangan takut jika ada orang yang tiba-tiba mengucapkan ‘Allahu Akbar’ dengan lantang kepada kamu, dia hanya ingin bercanda. Mungkin bagi mereka kata ‘Allahu Akbar’ itu kata- kata umat muslim sebelum melakukan bom bunuh diri.
  5. Tidak usah peduli orang yang tidak dikenal ingin bertanya tentang kamu, anggap saja kamu tidak mengerti apa yang mereka katakan, dan tidak bisa berbicara bahasa mereka.
  6. Tetap tenang dan menghindar, karna banyak juga orang-orang mabuk di jalanan.

Jangan pernah takut, ingat masih banyak orang baik diluar sana. Mungkin hanya oknum2 yang ‘kurang piknik’ makanya melakukan hal-hal semacam itu.

Semoga kita semua selalu dilindungi oleh Allah SWT dimanapun kita berada :)


Salam,

-Nadia Mutia Rahmah

CONVERSATION

1 comments:

  1. halo mbak salam kenal.

    wih baca pengalaman nya aku merinding banget bisa setegar itu menghadapi islamphobia di Rusia jangankan menghadapi islamphobia menghadapi kaligata karena udara dingin di Rusia aja aku udah pengen nangis hehehe.

    ditunggu kedatangan nya di blog ku ya mbak, terima kasih.

    ReplyDelete

Back
to top